Akibat Taat Kepada Allah, Dua Ulama Aceh Meninggal Dunia
UnfaedahTak kerkecuali dengan berita duka ini. Menanggapi kabar duka, banyak mereka salah memberi respon dalam hal menanggapi status facebook. Sehingga aku merasa cenge-ngesan sendiri, bak dapat dompet jatuh milik seorang pejabat yang dipenuhi lembaran uang yang bergambarkan Soekarno-Hatta
Dua Ulama Aceh | Foto : Search Google |
Semua menjadi wartawan, terserah! walaupun kamu tidak mengakui diri demikian. Sebab peran itu tanpa kamu sadari sudah kamu kerjakan dengan baik, cepat dan juga tepat. Ya mengabarkan informasi terkini sebaik mungkin, secepat mungkin dan juga setepat mungkin. Hingga wartawan legalpun merasa kewalahan untuk menyaingi kamu, dalam mengemas berita yang super cepat untuk diketahui oleh khalayak banyak. Dan itu menurut ku tidak ada masalahnya, sebab kita sebagai manusia, memang sudah seharusnya saling berbagi (informasi) tapi bukan bagi uang dan juga makanan. Apalagi membagi pasangan (suami/Istri).
Kemarin Kamis hingga hari ini, Jumat, 22 Juli 2016, tidak sedikit media di Aceh di hebohkan dengan berita duka. Ya, berita meninggalnya, Abon Seulimum (Tgk H Muchtar Lutfi) dan juga Abuya Djamaluddin Waly. Bila Abon Seulimum meninggal sekitar jam 7.30 WIB di Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh, namun menjelang pergantian malam, sekitar pukul 23.15 WIB Abuya Djamaluddin Wali juga ikut mengusul Abon Seulimum untuk pulang ke Rahmatullah. Abu Jamal meninggal tepatnya di Rumah Sakit Teuku Peukan Aceh Barat Daya, setelah sebelumnya dirawat inap dis .
Akibat kabar duka tersebut sempat membuat ku heran, bukan kepalang terhadap para nitizen Aceh yang operdosis dengan dunia maya bukan orang ya. mulai dari media online dan juga para facebookers ikut-ikutan jadi wartawan (gadungan)untuk memberitakan kabar duka tersebut. Ada yang update status facebook, share link berita online, Update Twitter, status Black Berry Masengers (BBM) dan bahkan ada juga yang berusaha menyempat diri membuat brokers dan mengcopy paste-kan pesan BBM ke semua daftar kontak yang ada dalam daftar kontak BBM nya dengan kabar yang sama, yaitu berita duka atas "Meninggalnya Dua Ulama Aceh" yang merupakan sama-sama ulama sepuh yang memimpin Pondok Pesantren yang ada di Aceh.
Wow... rajin ya, semoga yang kamu lakukan itu ikhlas dan juga tidak ria. Amiin.
So, masih dalam keadaan heran, aku mencoba berpikir berulang kali terhadap hal yang konyol untuk kucerita ini. Tak terkecuali dengan berita duka ini. Menanggapi kabar duka, banyak mereka salah memberi respon dalam hal menanggapi status facebook. Sehingga aku merasa cenge-ngesan sendiri, bak dapat dompet jatuh milik seorang pejabat yang dipenuhi lembaran uang yang bergambarkan Soekarno-Hatta, sebab ada juga yang membuat #hastag ketika Upate status facebook, bahwa akibat meninggalnya dua ulama ini menjadi sebuah petanda, yaitu #TandaKiamat. Hebat!! mungkin itulah kata yang aku lontar ke dia saat membaca statusnya.
Selain itu, amat terasa gila lagi, pada saat melihat status facebook yang sama itu juga, ada banyak para facebooker menyumbangkan jempol, sebagai bentuk responnya 'Menyukai' terhadap status tersebut #Bego bukan? padahal facebook sudah menyediakan plugin (suka - super - haha - wow - sedih - marah). Seharusnya kan bisa disesuaikan responnya, apakah suka bila itu menarik, super bila itu luar biasa, haha bila itu menghibur, wow bila kamu salut, sedih bila kamu kasihan dan marah jika kamu kesal.
Hahaha mungkin buta rasa, kali ya...
Lalu, sambil ngintip status facebook, ada beberapa teman facebook juga ngeshare info yang sama, sehingga tak terlewatkan untuk ikut tampil di BERANDA facebook ku. So, dari puluhan tautan tersebut, hanya satu saja yang sempat baca. kebetulan tautan yang dibagikan tersebut berkaitan dengan berita duka yang sama tadi, yaitu Dua ulama Aceh meninggal. Semoga saja, Abon dan Abu tenang di alam Sana Amin ! pintaku dalam hati. Akan tetapi sambil wara-wiri tepatnya setalah saat Jumat tadi, aku berkesimpulan bahwa, penyebab meninggalnya dua ulama kharimatik ini disebabkan karena Taat kepada Allah.
Ya, Abon dan Abu meninggal di hari yang sama, yaitu hari kamis tanggal 21 Juli 2016. Menurutku meninggalnya mereka itu karena taat kepada Allah. Coba bila tidak taat kepada Allah, aku yakin belum meninggal dan pasti masih bisa bersama kita untuk berkelana didunia yang fana ini. Walaupun peran beliau sebagai ulama berbeda denganku, yang merupakan seorang blogger pemula (pemuda lajang). Bila beliau bicara diatas mimbar, sedangkan aku hanya bicara dengan tulisan konyol untuk dibaca dan dipahami oleh teman-teman Sikonyolovers yang ada dijagat raya ini. Tapi kita sama-sama bicara untuk memberi pemahaman yang baik kepada sesama manusia.
Nah, penyebab ini berlaku kepada seluruh makhluk yang ada didunia ini, tak terkecuali Joko Widodo, SBY, Megawati, Prabowo, Ustad Yusuf Mansyur dan juga aku ikut diantaranya. Akibat taat kepada Allah tersebutlah, malaikat Izrail harus mengambil sikap untuk mencabut nyawa seluruh makhluk yang ada didunia ini termasuk Ashanty, Syahrini dan Relin Syah. Tak kenal pengusaha, polisi yang ada pistol, tentara yang ada senjata laras panjang dan juga tak kenal seorang blogger seperti aku ini. Begitulah kadar Taatnya Izrail kepada Allah yang tidak bisa dilakukan negosiasi, sehingga Akibat keataatan malaikat Izrail dalam menjalankan perintah Allah, maka Dua Ulama Aceh pun harus merasakan meninggal dunia.
“Kullu Nafsin Dzaiqotul Maut” (21:35)-
Setiap yang bernyawa pasti akan menemui mati.
Sebagaimana sebuah berfirman:
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. " (QS. Al-Imran:185)
Pemuda Lajang Alias tidak Jomblo.. Kalo kamu taat aku yg panggil ya menghadap saya.. Aku bilang kamu milih hidup atau mati hari ne.. Nanti aku periksa dokumen ketaatan mu.. Pilih taat atau mati.. Gitu aja ya.. Kalo taat harus benar taat jgn taat KW alias taat palsu.. Hidup Taat.. Yg membatasi kehidupan mu..
BalasHapusHahaha...
HapusKatahuan, gak baca.
Terkecoh sama judul.
Terkecoh...
HapusSemua yang bernyawa pasti mati
Yang tidak mati hanyalah budi pekerti baik, cinta dan juga kenangan
Hapus